Feeds:
Posts
Comments

Archive for June, 2013

         MEMBANGUN BANGSA DAN NEGARA  YANG BERWIBAWA DAN KUAT

1. PENDAHULUAN

Tulisan ini merupakan cetusan hati dari warga Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) yang selama ini menjadi tuntunan kami dalam berperilaku dan bersikap yang bertolak dari kekuatan pikiran Ketaatan yang menuntun kami dalam hubungan dengan Allah Swt dan kebiasaan pikiran yang bersifat Positif memandang dalam hubungan dengan manusia.

Bertitik tolak dari pemikiran diatas, ada baiknya kami mengutarakan kembali sebelum dan sesudah kepergian Taufig Kiemas untuk mengungkapkan kembali pada saat setelah tiada ada diantara kita cara pendekatan berpikir positif dan sebelumnya ada pula cara pendekatan berpikir negatif mengenai „Empat Pilar Bangsa“ ( PANCA SILA, UUD 1945, NKRI, BHINEKA TUNGGAL IKA), itulah satu kenyataan kita hadapi dalam perjalanan hidup ini apakah ia masa menjadi tua, tua, dewasa dan muda sejalan dengan daur hidup mereka.

Tapi dalam kesempatan ini, Almarhum menjadi inspirasi kami sejalan dengan tuntunan orang tua kami, maka saat berdiri sampai saat ini akan memasuki umur 12 tahun berdirinya LSM GMBI kiranya perlu kami sampaikan mengenai pandangan untuk menanggapi secara positif apa yang diungkapkan oleh Bapak Muhamad Tauiq Kiemas (Alm) dengan Judul „MEMBANGUN BANGSA DAN NEGARA YANG BERWIBAWA DAN KUAT“

Dalam tulisan ini kami mengibaratkan membangun sebuah rumah yang kokok dan mampu bertahan sepanjang zaman dari dampak pengaruh faktor internal dan eksternal. Pengalaman kami mengajarkan selama 12 tahun LSM kami berdiri, menanamkan dan mengajarkan warga kami dan masyarakat di berada dalam lingkungan kami, apa yang menjadi tujuan hidup berbangsa dan bernegara.

Untuk mengetahui apa yang kami perjuangkan tertuang dalam „Buku Panduan“ Aktivis Anggota Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia, sebagai Pedoman Perjuangan GMBI Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga ; Program Umum Sebagai Garis besar Haluan GMBI ; Moto Perjuangan GMBI Menciptakan Kader Anak Bangsa Bermoral, Pintar, Solid Dan Berani.

Tiga Pegangan Buat Aktivis Dan atau Anggota GMBI

  • Bahagia dan Sa’adah hanya akan dirasakan oleh orang yang membela Keyakinan, Kebenaran dan Keadilan.
  • Kemenangan dan Kejayaan hakiki akan diberikan kepada para pejuang yang rela berkorban, kuat menahan penderitaan dan epapaan.
  • Tegaklah dengan keyakinan dan perjuangan karena makna dan guna hidup terletak pada keyakinan dan perjuangan.

Ikrar Janji Aktivis – Anggota LSM Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia – GMBI

  1. Kami keluarga besar GMBI (Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia) adalah sebagai manusia yang bergabung dalam kumpulan atau disebut organisasi LSM ang percaya Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Kami keluarga besar GMBI (Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia) siap Bela Negara sebagai perwujudan Anak Bangsa yang berdaulat, bermartabat dan merdeka demi terwujudnya NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) sebagai Harga Mati.
  3. Kami keluarga besar GMBI Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia) menyatakan sikap dan berkomitmen bahwa PANCASILA adalah falsafah Berbangsa dan Bernegara sebagai kepribadian yang Berdaulat, Bermartabat, Adil serta menjunjung Keaneka ragaman sesuai Bhineka  Tunggal Ika , Berbeda-beda tapi satu.
  4. Kami, Keluarga Besar GMBI (Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia) Akan Taat, Patuh, Loyal terhadap  Lembaga Tertinggi  GMBI sebagai pendiri dan GMBI keseluruhan sebagai wujud mengembangkan sayap mengedepankan perjuangan mengangkat Harkat dan Martabat Masyarakat Bawah Khususnya. Ummnya Masyarakat Indonesia menuju sejahtera atas dasar kekeluargaan gotong royong yang dilandasi Amanah,, Amaliah, dan Istiqomah serta siap dengan segala resiko melaksanakan Amar Maruf Nahi Mungkar (tegakkan kebenaran dan berantas kedholiman  / kejahatan/ penindasan)
  5. Kami, keluarga besar GMBI (gerakan Masyarakat Bawah Indononesia) akan tunduk  serta patuh kepada Aturan Anggaran Dasar dan Rumah Tangga, Program Umum, Peraturan Oganisasi, Keputusan Lembaga tertinggi, Peraturan periundangan-undangan yang berlaku, juga tetap Setia Bela Pancasila , Setia pada Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, mengutamakan Kerja Keras, Jujur dan Bertanggung Jawab Dalam Melaksanakan Pembaharuan dan Pembangunan Untuk Meletakkan Peran Serta Masyarakat di NKRI sebagai Belanegara.

2. MENYAMAKAN POLA PIKIR

 

 

 

 

 

 

                                        PEMIMPIN

                                DAN PENGIKUT

                           MEMILIKI KEKUATAN

                               JIWA BERMORAL

 

 

               MEMBANGUN SISTEM KETERBUKAAN

               DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA

 

 

                      P                U                            B                              

                      A                U                            H

                      N                D                             I

                      C                               N .            N

                      A                1             K .            N

                                         9             R .            E

                      S                 4             I  .            K

                      I                  5                             A

                     L                                               

                    A                                                 T.

I.

 

 

                                BUDAYA

              BERBANGSA DAN BERNEGARA

Membangun suatu bangunan yang kokoh secara fisik mudah dilihat, tetapi sebaliknya membangun kebiasaan dengan daya kemauan yang kuat bergantung sudut pandang pemikir itu sendiri karena apa yang dapat diungkapkan bergantung keinginan saudara yang tak dapat terlihat adanya.

Oleh karena itu, dalam menanggapi buah pikiran yang selama ini disuarakannya mengenai „Isi UUD 1945“ oleh Bapak M. Taufik Kiemas (Alm) yang baru saja meninggalkan kesan yang mendalam mengenai kepribadian beliau sebagai seorang politikus sejati yang memberikan inspirasi bagi warga GMBI dalam kehidupan organisasi yang kami bina saat ini.

Bertolak dari pikiran itu, kiranya dalam kesempatan kami ingin mengajak agar pokok pikiran yang dilontarkan dapat kita aktualisasikan dengan baik, maka diperlukan satu kesamaan dalam menyamakan pola pikir.

Kehidupan masa kini ke masa depan dibutuhan perubahan pola pikir secara radikal dalam memecahkan masalah daur hidup berbangsa dan bernegara yang sudah terpuruk dan kritis, oleh karena itu diperlukan untuk menyamakan pola pikir dengan tujuan :

 1) Memberikan peluang untuk kita bisa bertukar pikiran tentang menyatukan kesamaan visi dalam bersikap dan misa dalam berperilaku ;

2) Menyatukan kesamaan pandangan dalam merumuskan masalah yang kita hadapi terhadap pelaksanaan demokrasi dan manusia secara utuh ;

3) Mengembangkan kebersamaan dalam komitmen untuk mewujudkan keseimbangan kepentingan berbangsa dan bernegara ;

4) Merumuskan pemikiran pemecahan untuk tumbuh dan berkembang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

5) Tanpa niat dengan keinginan yang ikhlas tidak mungkin kita dapat menemukan titik pandang yang sama untuk mwujudkan cita-cita yang termuat dalam muadimah UUD 1945.

6) Keadaan tersebut mendorong Negara dan bangsa indonesia tidak bisa keluar dari daur hidup yang terpuruk yang disebut dengan masalah yang komplek dan penyakit yang kita sebut dengan „KEMISKINAN“

3.  MEMBANGUN BANGSA DAN NEGARA YANG BERWIBAWA DAN KUAT

Seperti yang telah diungkap dalam gambar bahwa untuk membangun gedung yang yang kokoh yang tidak mudah diterpa oleh gelombang perubahan yang maha dahsyat sekalipun diperlukan pemahaman yang yang mendalam, apa yang kami maksudkan adalah:

Pertama, Pondasi yang kita sebut dengan „Budaya Berbangsa dan Bernegara.

Kedua, Tiang sebagai penyanggah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang tertuang dalam Isi UUD 1945, yang terdiri dari 1) Pancasila yang tertuang dalam pembukaan / preambul 2) UUD 1945 itu sendiri ; 3) Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ; 4) Bhinneka Tunggal Ika.

Ketiga, Plapon sebagi tempat berpijak yang kita sebut dengan Membangun sistem keterbukaan dalam Berbangsa dan Bernegara

Keempat, Atap sebagai pelindung yang digerakkan oleh Kepimpinan, Pemimpin dan Pengikut memiliki kekuatan jiwa bermoral dalam arti memberikan keteladanan.

P O N D A S I

Memahami konsepsi budaya mendorong kita untuk memahami apa arti memasuki abad 21 , suatu abad yang telah ditandai oleh perubahan dari masyarakat industri ke ke masyarakat informasi ke masyarakat pengetahuan.

  • Perubahan tersebut menunjukkan pula, perlunya satu usaha untuk melakukan pendekatan baru dalam mewujudkan daur hidup dalam bersikap dan berperilaku berbasiskan suatu „Konsepsi Budaya“ yang jelas.
  • Merumuskan pendekatan sebagai rumusan konsepsi berdasarkan penguraian kata kedalam makna huruf menjadi kata bermakna. BUDAYA adalah kemampuan seseorang dalam BERPIKIR untuk dapat menggerakkan USAHA-USAHA dalam memanfaatkan kesadran, kecerdasan dan akal untuk menciptakan DAYA CIPTA dalam menjalankan AMANAH yang berlandaskan ke YAKINAN dengan AGAMA yang dianutnya.
  • Yang termasuk unsur-unsur kedalam konsepsi budaya dari suatu komunitas adalah Nilai, Norma, Wewenang dan Ganjar.
  • Merumuskan persfektif konsepsi budaya kedalam keputusan strategik yang mencakup Visi, Misi, Tujuan, strategi, kebijaksanaan
  • Visi Berbudaya adalah kemampan manusia membangun CITRA dalam melaksanakan “prima dalam karsa” dan “sadar dalam karya” dari suatu komunitas sebagai manusia yang unggul berdasarkan pelaksanaan BUDAYA yang memiliki kejelasan formal atas nilai, norma, wewenang dan ganjar mendalam sebagai penuntun menuju ke ARAH  kesiapan yang mampu memasuki setiap perubahan dengan TUJUAN membangun kebiasaan yang produktif.
  • Misi Berbudaya adalah kemampuan manusia dalam suatu komunitas dalam usaha-usaha untuk MEMPERHATIKAN perilaku dalam mengkmunikasikan kehangatan serta MEMBIMBING dalam membangun kepercyaan dan keyakinan dengan pemikiran ANALITIS STRATEGIS melihat masa depan yang bersifat antisipatif dari sudut pandang yang berifat EKSPRESIF dengan pnguasaan wawasan dan imajinasi.

APLIKASI BUDAYA BERBANGSA DAN BERBANGSA (B3I)

  • Meningkatkan persatuan dan kesatuan nasional sambil menghormati secara wajar keanekaragaman dalam rngka persatuan dan kesatuan yang dilambangkan oleh PANCASILA tidak hanya dasar negara secara formal etapi juga telah menempa identitas bangsa kita
  • Pendekatan sebagai rumusan konsepsi bertolak dari unsur kata menjadi kata bermakna BUDAYA (berpikir, usaha-usaha, daya cipta, amanah, amanah, yakin, agama) ; BERBANGSA (berjiwa, etika, rukun, berbudi, aqlak, nurani, gerakan, sosial, adil) ; BERNEGARA (bersatu, emosional, rasional, nasional, eklektis, gabungan, antar, ras, agama) ; INDONESIA (intergrasi, nasional, daerah, organisasi, negara kesatuan, ekonomi, sejahtera, impian, amanah).
  • Dengan pemahaman dari unsur kata, maka dirumuskan kepeutusan strategik kedalam Visi B3I, Misi B3I, Tujuan, Strategi, Kebijaksanaan.
  • B3I adalah wujud sikap dan perilaku sebagai manusia indonesia seutuhnya dalam kemampuan memanfaatkan kesadaran, kecerdasan dan akal kedalam usaha mengaktualisasikan makna BUDAYA BRBANGSA BERNEGARA INDONESIA sebagai pedoman yang harus dianut selaku warga ngara.
  • Bertolak dari pemahaman unsur ( nilai, norma, wewenang, ganjar) dan pengaruh B3I dengan merumuskan Visi B3I dan Misi B3I, maka 45 butir nilai dalam P4 harus dijabarkan kedalam Norma, Wewenang dan Ganjar atas dasar Nilai Pancasila sebagai nilai-nilai utama.
  • Kekuatan melaksanakan B3I ditentukan oleh terbangunnya peran iklim organisasi, peran gaya kepemimpinan dan peran sumber daya manusia dalam suatu sistem.
  • Agar pelaksanaan B3I menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga mendorong sikap dan perilaku sejalan dengan keinginan yang kuat untuk  mewujud Pembangunan dan hak-hak manusia ; Pembangunan dan kebutuhan manusia ; Pembangunan dan pertumbuhan manusia dibutuhkan kekuatan B3I yang di formalkan sebagai satu kekuatan sebagai pedoman.

T I A N G / P I L A R

Tiang sebagai penyanggah, seharusnya tetap tidak berubah harus dipertahankan sepanjang masa. Kenyataan dengan keterbatasan dalam penguasaan dari perumus, maka tidak heran yang memiliki kekuasaan dapat mempengaruhi dalam bersikap dan berperilaku memandang kedudukan tiang / pilar sehingga dengan kekuasan mendorong terjadi perubahan pertama disahkan 19 oktober 1999 ; perubahan kedua disahkan 18 agustus 2000 ; perubahan ketiga disahkan 10 november 2001 ; perubahan keempat disahkan 10 agustus 2002. Yang lebih aneh lagi dalam perubahan mengungkapkan angka kuantitip.

Tiang sebagai penyanggah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang tertuang dalam Isi UUD 1945, yang terdiri dari 1) Pancasila yang tertuang dalam pembukaan / preambul 2) UUD 1945 itu sendiri ; 3) Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ; 4) Bhinneka Tunggal Ika, menjadi tidak utuh, seperti yang diharapkan oleh pendiri.

P L A P O N

Sebagi tempat berpijak, plapon  yang kita sebut dengan Membangun sistem keterbukaan dalam Berbangsa dan Bernegara tidak pernah terwujud disebabkan tidak  setiap keputusan dari kejelasan rumusan masalah yang dapat dikelompokkan dalam masalah kritis, masalah pokok dan masalah insidentel.

Oleh karena itu, dalam sistem terbukaan dapat menuntun fungsi organisasi, kepemimpinan dan manusia agar setiap manusia sebagai warga negara R.I ikut serta dapat memberikan konstribusi yang positif dan berpijak dalam pikiran ketaatan.

A T A P

Sebagai pelindung yang digerakkan oleh Kepimpinan, Pemimpin dan Pengikut memiliki kekuatan jiwa bermoral dalam arti memberikan keteladanan.

Oleh karena itu keteladanan kepemimpinan sebagai potensi yang terpendam harus mampu untuk menggalinya yang berbasiskan pola yang mampu menuntun pengikut dalam menjalankan amalan lahir dan batin yang sejalan dengan kebiasaan pikiran dalam ketaatn dan berpikir postif.

4. P E N U T U P

Usaha-usaha memulai hidup baru berbasiskan sistem keterbukaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi manusia terbuka pancasila perlu dikobarkan sebagai suatu kebutuhan yang mendesak.

Semakin menjadi kebiasaan kita melepaskan diri dari berbuat maksiat, maka semakin menguat kebiasaan pikiran untuk keluar dari kesedihan pada diri kita, sehingga ingatlah apa-apa yang terungkap dalam :

Qs. 20 : 124” Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta “

QS. 6 : 44 “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.”

QS. 2 : 38 “Kami berfirman: “Turunlah kamu semua dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati”.

Bertitik tolak dari pikiran diatas, maka memulai hidup baru berbasiskan sistem keterbukaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai suatu pendekatan untuk melakukan perubahan, dapat kita membayangkan bahwa pikiran bagaikan tanaman. Kita harus memelihara , menyirami bahkan jika diperlukan kta harus memangkasnya.. Jiwa pikiran kita seperti ladang yang subur. Jika memasukkan benih pikiran sebagai sistem keterbukaan dalam alam sadar, baik benih negatif maupun positif maka memungkinkan pikiran dengan kuat menguasai diri untuk mempengaruhi alam bawah sadar, kemudian sikap mental dan perbuatan.

Begitu juga halnya memperjuangkan sistem keterbukaan dalam usaha untuk memulai hidup baru dalam rangka membangun bangsa dan negara, diperlukan kekuatan pikiran yang dapat menumbuhkan pikiran ketaatan dan positif, maka disitu terletak kekuatan untuk melepaskan diri pikiran negatif dan maksiat yang selalu akan mengganggu jalan pikiran bagi orang-orang yang menginginkan status quo yang tidak ingin adanya perubahan karena dalam pikirannya ingin tetap KKN tumbuh subur yang memberikan peluang untuk kepentingan kelompok dan dirinya.

Jadi dengan membangun kekuatan sistem keterbukaan memberikan daya tahan untuk tidak bersekutu dengan perasaan iri, sombong, serakah, benci, marah, rendah diri yang kesemuanya menjadi racun jiwa yang mendorong kepada pikiran yang bersekutu dengan sikap status quo.

Oleh karena itu dengan membangun sistem keterbukaan, sekuat hati mencoba menggantikannya dengan perasaan-perasaan kasih, cinta, santun, sabar, rendah hati, optimis, jujur, menempati janji dan sebagainya. Jika pikiran kita sudah jelas dan memiliki nilai yang tegas, dengan sendirinya ia akan mengusir pikiran-pikiran yang berlawanan dengannya, itu berarti dengan membangun berbasiskan sistem keterbukaan mendorong daya kemauan yang kuat untuk mendukung keinginan dalam berbangsa dan bernegara.

DPP LSM GMBI

M. Fauzan Rachman S.E. / KETUA UMUM

Read Full Post »

. KEBIASAAN  PIKIRAN MENJELAJAH SUARA ATR DALAM BERPIKIR KETAATAN VERSUS MAKSIAT

1. PENDAHULUAN

Sejalan dengan kekuatan „berpikir keaatan“, maka anda dapat membayangkan apa yang tampak tidak selalu seperti yang sejatinya.Kenalilah tabiat dunia dengan hatimu. Kekayaan, kedudukan terhormat, dan prestise dalam sosial hanyalah bagian yang sangat kecl dari kekuasaan-Nya yang tiada terbatas.

Ingatlah bahwa masa kemuliaan dunia itu terbatas dan anda tidak bisa mencegah saat masa itu bisa, sehingga sempurnakan penggerak unsur jiwamu sebagai alat berpikir berupa kesadaran, kecerdasan dan akal agar engkau menemukan-Nya lebih dekat daripada apa pun.

Oleh karena itu, kekuatan berpikir ketaatan bila dapat kita tumbuhkan mampu untuk tidak tertipu pada yang tampak, sehingga ada daya kemauan untuk tanggalkan kebanggaanmu pada kemuliaan duniawi dengan usaha menyempurnakan kesadaran untuk menuntun kedalam usaha meninggalkan kebiasaanmu yang bergantung kepada makhluk  sebab akan membuatmu suntuk dan takluk yang mendorong menjadi candu.

Bertolak dari ungkapan pikiran diatas, sadarilah bahwa dalam pikiran ini ada apa yang disebut dengan „Balasan Ketaatan“ yaitu bila engkau ingin cepat sampai kepad-Nya bersegeralah menuju-Nya. Jangan tunda amalmu sebab dia senantiasa mengiringinya dengan balasan.

Dengan begitu cukuplah sebagai alasan Allah atas ketaatanmu ketika dia meridoimu sebagai pelaku ketaatan, sehingga ini tidak terbayangkan oleh kita, sebab kita sering menganggap ketaatan adalah pilihan kita semata.

Oleh karena itu, belajar kepada para Rasul dan nabi-Nya, begitu banyak dalam surat dan ayat yang dapat kita pelajari dalam Al Quran dimana para teladanan itu selalu mengungkapkan rasa cukupnya balasan dari Allah.

2. KETAATAN VERSUS MAKSIAT

Bertitik tolak pemikiran yang kita ungkapkan diatas, maka bagaimana kekuatan pikiran ini dapat mendalami untuk kita pahami apakah ada hubungan dengan anggota badan untuk menjadikan kedewasaan kita berpikir.

Jadi apakah mengetuk dinding jiwa dalam usaha apa sebaiknya sudah kita pikirkan bahwa apakah sudah sesuai dengan yang dikehendaki oleh agama dan yang dicintai-Nya ? Disinilah letak kunci seberapa jauh kita dapat meningkatkan kedewasaan berpikir dalam rohaniah, sosial, emosional dan intelektual untuk dapat menuntun hal-hal yang terkait dengan :

1)    Anggota badan yang berupa MATA, diciptakan oleh Allah untuk meneliti dan mengenangkan kerajaan langit dan bumi agar dijadikan sebagai suri teladan hidupnya dan digunakan untuk melakukan ketaatan.

2)    Anggota badan yang berupa TELINGA diciptakan kita sanggup mendengar keluhan orang-orang yang teraniaya, orang-orang yang kelaparan, sengsara dan mampu mendengar kata-kata hikmat yang banyak berisi ilmu pengetahuan.

3)    Terhadap lisannya juga dapat diberikan pemikiran yang demikian artinya mendekatkan diri kepada Allah itu dengan menggunakan lisanku ini.

4)    Terhadap harta kekayaan juga membutuhkan pemikiran yang lebih mendalam.

Kita dapat membayangkan dalam kekuatan untuk dapat mengungkit daya ingat atas hal-hal yang kita utarakan diatas menjadi daya kemauan dalam mewujudkan bagaimana dapat dipercepat usaha-usaha yang baik-baik dengan milik-milik-Nya itu dan merenungkan pula agar supaya amalan yang akan dikerjakan dapatlah didasarkan pada keikhlasan hati yang semurni-murninya. Dengan cara berpikir tersebut seberapa jauh kita dapat melepaskan diri dari kebiasaan pikiran yang bersifat maksiat.

3. PENUTUP

Mengetuk dinding jiwa dalam usaha-usaha membangun daya kemauan yang kuat dengan kekuatan „kesadaran, kecerdasan dan akal“ kedalam kebiasaan pikiran untuk dapat meningkatkan kemampuan dalam proses berpikir  „KETAATAN disatu sisi dan disisi lain mampu lepas dari pikiran „MAKSIAT“

Dalam mengungkapkan tersebut akan ditentukan oleh kemampuan anda untuk selalu selalu meningkatkan kedewasaan dalam prikir rohaniah, sosial, emosional dan intelektual dima setiap manusia mulai sjak terbitnya matahari sampai terbenamnya memeriksa seluruh anggotanya yang tujuh yakni MATA, TELINGA, LISAN, KEMALUAN, PERUT, TANGAN dan KAKI, kemudian seluruh tubunya, apakah pada saat itu masih tidak sedang mengandung kemaksiatan.

Oleh karena itu, renungkanlah dalam mengetuk dinding jiwa dimana sekiranga masih ada kemaksiatan yang sedang dilakukan, hendaklah seketika itu juga ditinggalkan. Andaikata hari kemarinnya melakukan hendaklah disusuli / ditutupi oleh perasaan perasaan menyesal dan berhasrat untuk meninggalkan selama-lamanya.

 

 

 

 

Read Full Post »

KEBIASAAN PIKIRAN  MENJELAJAH SUARA ATR  DALAM MEMPERTAJAM DAN PENGENDALIAN

MENTAL DENGAN MEMANFAAT OTAK DAN HATI

1. PENDAHULUAN

Memanfaatkan otak dan hati dalam berpikir berarti secara sadar membangun daya kemauan dengan suatu sistem yang secara sistimatis mewujudkan mental seperti apa yang diharapkan.

Oleh karena itu, diperlukan pula usaha-usaha secara berkelanjutan dalam mempertajam dan pengendalian mental artinya seberapa jauh anda mampu menata batin dan watak sebagai manusia. Batin adalah sesuatu yang tak dapat diraba tapi dapat dirasakan yang berada dalam jiwa. Sedangkan watak adalah sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku.

Dengan demikian menjelajah kekuatan pikiran dalam usaha mempertajam dan pengendalian mental pada dasarnya bersumber dari dua kekuatan yang kita sebut dengan Pertama adalah kemampuan Intelegensia yang terkait dengan mempertajam dan Kedua kemampuan mengetuk dinding jiwa yang terkait dengan sesuatu pengendalian.

Jadi apa yang kita ungkapkan diatas merupakan usaha-usaha memanfaat otak dan hati artinya seberapa jauh

Anda mampu berpikir secara sistimatis disatu sisi dan disisi lain lebih menekankan berpikir secara menghayati yang disebut juga menggerakkan kekuatan intuisi.

2. KEMAMPUAN INTELEGENSIA DALAM MEMPERTAJAM MENTAL

Intelegesia mengandung makna daya membuat reaksi atau penyesuaian yang cepat dan tepat baik secara fisik maupun mental terhadap pengalaman-pengalaman baru, membuat pengalaman dan pengetahuan yang telah dimiliki siap untuk dipakai apabila dihadapkan pada fakta-fakta atau kondisi-kondisi baru.

Sejalan dengan apa yang kita utarakan diatas, maka kemampuan intelegensi membantu anda dalam mewujudkan keberhasilan. Oleh karena itu, untuk tetap berada dalam posisi intelegensi yang kuat dalam berpikir menuntut kebiasaan-kebiasaan apa yang disebut :

  • Kebiasaan KETELITIAN dalam semua tindakan menghangatkan hubungan-hubungan komunikasi kita, menghindarkan salah paham  dan membantu menjaga kedamaian. Bagimana kita mampu dalam mewujudkannya dengan memperhatikan 1) Fakta-fakta  dengan selesaikan pekerjaan rumah anda ; 2) Keseksamaan, kembangkan kebiasaan mengacu pada buku.
  • Kebiasaan GENERALISASI, seringkali ketika kita memberikan peranan kepada dunia, ternyata kita tidak sedang menggeneralisasikan fakta tentang manusia. Kita hanya membuka fakta-fakta memalukan tentang gambaran-gambaran yang tergantung pada galeri streotipe-stereotipe dalam benak pikiran kita. Oleh karena itu, 1) kita dapat menyadari gambaran-gambaran yang standarisasi dalam benak kita , pikiran orang lain, dan di dunia sekeliling kita ; 2) kita dapat meragukan semua keputusan sehingga kita memberi kesempatan kepada berbagai pengecualian untuk melakukan pembuktian. ; 3) kita dapat belajar berhati-hati terhadap semua generalisasi tentang manusia.
  • Kebiasaan CARA MENGUBAH NASIB ANDA, keberuntungan sebahagian besar adalah hasil dari tindakan yang tepat.Ketika kita pasif, ketika kita tidak cukup mengendalikan urusan-urusan kita, kita merupakan korban semua bentuk dimana keberuntungan yang terulang kembali. Artinya melakukan perubahan-perubahan kecil membuat anda lebih menyukai diri anda sendiri. Dan ketika anda menykai diri anda dengan lebih baik, anda mulai melakukan hal-hal yang lebih bermanfaat dan meningkatkan hidup anda dengan hal-hal kecil, yang dapat mengarahkan anda menuju hal-hal yang lebih besar.
  • Kebiasaan dalam memahami yang disebut dengan RAHASIA-RAHASIA SEMANGAT YANG MEMBUMBUNG TINGGI, dalam hal ini memiliki ciri-ciri yang dapat kita pelajari, yaitu 1) mereka tidak melakukan hal yang kurang menyenangkan ; 2) mereka mengekploitasi kesempatan-kesempatan berinspirasi ; 3) mereka muncl dengan hawa panas alamiah minat mereka ; 4) mereka menemukan inspirasi pada inspirasi orang lain ; 5) mereka mengikuti arus kemampuan ia mngarah.
  • Kebiasaan dalam memahami yang disebut dengan DUGAAN ORANG TERPELAJAR artinya pendidikan juga berarti pengalaman dan keyakinan, keberanian dan pemahaman dan lebih dari itu semua, kemampuan untuk berpikir  dan bertndak. Itulah kemampuan-kemampuan yang mengubah pengetahuan yang mati menjadi kebijaksanaan yang hidup dan membuat dugaan-dugaan kita benar.
  • Kebiasaan dalam memahami yang disebut dengan UNGKAPAN KEBERANIAN BUKAN RASA TAKUT. Artinya dalam hidup ini, kita tampaknya tidak akan berbuat apa-apa tanpa sebab-sebab rasa takut. Namun dengan belajar memilah-milah rasa takut, dengan menerapkan penilaian yang cerdas dan tepat kita dapat sukses dalam hidup dengan sikap bijaksana  terhadap rasa takutkita, dengan mengetahui kapan rasa takut itu diungkapkan kepada orang lain dan kapan harus kita hadapi sendirian dengan kedewasaan dan keberanian.
  • Kebiasaan memahami CARA MENINGKATKAN ENERGI ANDA, dimana organisme tubuh kita menimbun persediaan energi yang biasanya tidak terjamah, tingkatan kekuatan tubuh menggali cukup dalam. Manusia biasanya hidup dalam keterbatasan-keterbatasannya. Singkatnya kita boleh mengatakan bahwa orang yang menggunakan energinya di bawah titik maksimum normalnya telah gagal hanya karena sebanyak itu ia mengambil keuntungan dari kesempatan hidupnya.
  • Kebiasaan memahami YANG ADA DALAM BENAK SETIAP PEMAIN PERAN, artinya apa yang dipikirkan misalkan seorang atlit setelah permainan usai ? Jelas reaksinya beragam bergantung pada kemenangan atau kekalahan dan kedekan skor. Bahkan reaksi terhadap kemenangan terkadang berbeda.

Sejalan apa-apa yang telah kita utarakan diatas, maka pikirkan untuk melatih otot-otot pikiran anda dengan kebiasaan untuk 1) Menjadikan setiap bacaan anda bermanfaat. Oleh karena itu gunakan waktumu berjam-jam untuk mendengarkan radio dan terkadang menyaksikan televisi, dengan begitu berbagai informasi yang berguna dapat disebarkan, sehingga tingkatkan kebiasaan mengembangkan membaca bacaan yang bermutu. ; 2) Gunakan waktu anda untuk mengungkit daya ingat dengan sekedar merenung, dengan menikmati dalam menyenderi dampaknya menjadi satu kekuatan dalam memanfaatkan unusr jiwa berupa kesadaran, yang mampu menghadapi beragam masalah besar sebagai ciri zaman abad 21.

3. MENGETUK DINDING JIWA DALAM PENGENDALIAN MENTAL

Membicarakan pengendalian mental berarti ada daya kemauan yang kuat untuk mengetuk dinding jiwa kedalam unsur kesadaran, kecerdasan dan akal agar proses berpikir dengan memanfaatkan otak dan hati menjadi kekuatan dalam mewujudkan kebersihan rohani, kelembutan rasa, kekuatan kata, gejolak jiwa , ketegasan sikap yang mampu menuntun kedalam usaha-usaha yang terkait dengan :

Pertama kemampuan dalam memecahkan masalah anda sendiri melalui unsur kekuatan jiwa :

Kebiasaan berpikir anda menentukan langkah anda dalam 1) Cara mengatasi hambatan-hambatan mental dimana banyak masalah tidak sesulit dari yang diperkirakan dan lebih sedikit menguras perhatian ketimbang yang diperlukan. Dalam kasusu-kasus di atas khususnya, memulai saat itu juga merupakan hal yang bijaksana.Hal ini serupa dengan ketika kita menentukan apakah kita terjun atau tidak ke dalam air yang dingin. Saat anda terjun, masalahnya tidak ada ; 2) Buka jalan untuk tanpa masalah artinya kemampuan anda sangat menentukan seberapa jauh anda mampu mengubah masalah yang membingungkan menjadi sebuah tunggangan dan menungganginya dimana mereka cepat-cepat menyingkirkan bagian masalah yang tak dapat mereka pecahkan dan mengatasi bagian yang mereka mampu. ; 3) Pikirkan cara membuat keputusan yang cemerlang dengan bertolak pada apa yang disebut dengan waktu yang tepat, dapat membuat fleksibel dan membuat suatu ramuan terakhir. ; 4) Pikirkan untuk memecahkan masalah anda dengan cara pakar artinya membalikkan masalah, mendifinisikan kemnbali, merencanakan perolehan hasil, mengubah rutinitas, sumbang saran, dan akhirnya membuat suatu kekurangan menjadi kelebihan.

Kedua, kembangkan kemampuan anda menjadi anda kreatif:

Dengan penguasaan wawasan dan mampu berimajinasi, maka terbuka daya kemauan yang kuat untuk menjadi satu kekuatan pikiran kedalam 1) Apa yang disebut kekuatan firasat anda bisa jadi masa depan anda ; 2) Mampu merumuskan suatu gagasan-gagasan melalui sumbang saran ; 3) Memiliki kemampuan dalam usaha memanfaatkan pikiran bawah sadar secara sadar ; 4) Memiliki kemampuan melepaskan diri dari rintangan kreativitas ( a. Apapun gagasannya putuskan bahwa anda tidak punya kesempatan ; b. Buatlah penilaian-penilaian yang gegabah terhadap gagasan-gagasan anda ;c. Jangan pernah memberi akal anda apapun untuk pertimbangan ; d. Sembunyikan keunggulan anda karena keserdahanaan ; e. Kerjakan hal lain sebagai gantinya ; f. Harapkanlah pujian langsung ; g. Beri orang lain gagasan-gagasan setengah jadi ; h. Jangan terlalu spesifik ; i. Anggaplah bahwa segala sesuatunya sudah dipertimbangkan ; j. Andaikan bahwa berpikir adalah dingin dan kurang manusiawi)

Ketiga, memahami kenikmatan dalam kesadaran, kecerdasan dan akal pada saat-saat pencerahan :

Memanfaatkan unsur jiwa (kesadaran, kecerdasan dan akal) dalam proses berpikir, maka pikirkan dalam aktualisasi dari berpikir sistimatis (otak dan hati) dan berpikir non-sistimatis (hati).

Dengan memikirkan hal-hal yang kita ungkapkan diatas diharapkan „ SAAT PENCERAHAN“ akhirnya mungkin tampak pada kita bahwa hal terbaik yang telah kita lakukan dalam hidup adalah mengembangkan saat-saat pencerahan itu, bukan karena kehendak egois untuk menyenangkan diri kita sendiri, tetapi karena kesadaran bahwa kita tercipta untuk saat-saat tersebut. Kemampuan kita untuk kegembiraan memang ukuran keagungan kita sebagai manusia. Bukannya kebahagian, kegembiraan merupakan tujuan hidup karena kegembiraan adalah emosi yang menyertai pemenuhan sifar kita pemenuhan sifat kita sebagai manusia.

Selanjutnya kita merenungkan pula makna harapan „KENIKMATAN-KENIKMATAN BELAJAR“ dalam kekuatan pikiran dimana tidak ada orang yang belajar adalah kenikmatan yang sesungguhnya. Ternyata, kata itu mesti diubah. Nama yang sebenarnya adalah kebahagian. Dengan meraih dan mempertahankan kebahagian dan mempertahankan kebahagian belajar, anda dapat hidup lebih lama, lebih baik dan lebih bermanfaat.

Sejalan apa yang kita pikirkan diatas maka pikirkan pula dalam kebiasaan untuk „MENCAMPURKAN KEDALAM KEUNIKAN MENTAL“ artinya saat anda hendak tidur malam hari, perhatikan ramuan-ramuan apa yang dapat anda tuangkan kedalam pintu batin sebagai luapan perasaan anda rasakan saat isterahat dan berolah raga, maka yakinkan  yang tidak pernah anda alami sejak kecil.

Berpikir dengan menghayati artinya intuisi anda „BAGAIMANA MENGEMBANGKAN KEKUATAN HATI DALAM PIKIRAN“ menjadi kebiasaan anda yang harus ditingkatkan dan kembangkan dalam keinginan membaca seperti puisi, cerita keberhasilan orang lain, beroleh raga dsb. sehingga mampu menjalankan keseimbangan hidup.

Perjalanan hidup didunia ini hanya bersifat sementara oleh karena itu, pikirkan perjalan hidup abadi di akherat sehingga „JALAN MENUJU KEKINIAN HIDUP YANG ABADI“ merupakan kebutuhan distau sisi kita berpikir dalam ketaatan dalam hubungan dengan Tuhan dan disisi lain kita berpikir positip dalam hubungan dengan manusia.

Oleh karena itu bayangkan dalam pikiran anda, tiba-tiba dari langit yang cerah terdengar suara menggelar sebuah pesawat terbang yang sedang memacah batas suara. Dalam kesunyian setelah itu kita simak, mengesampingkan semua persepsi lain, siulan merdu seekor burung. Ada kekuatan dalam nyajian sehingga jalan menuju kekinian hidup yang abadi.

4. PENUTUP

Usaha-usaha untuk mempertajam dan pengendalian mental bergantung daya kemauan yang kuat untuk meningkatkan kedewasaan berpikir dalam sisi rohaniah, sosial, emosi dan intelektual menjadi kebiasaan menjadi satu kekuatan dalam membangun keinginan.

Dengan kekuatan niat untuk mewujudkan keinginan disinilah letak persoalan yang harus kita renungkan yaitu mempertajam dan pengendalian mental dalam keseimbangan perjalan hidup dengan memanfaatkan otak dan hati.

Dengan kesiapan secara terus menerus membangun kesimbangan hidup, maka disitu terbuka untuk dapat menjalankan hidup di dunia ini yang penuh tantangan dalam meningkatkan kemampuan intelegensia dan kemampuan mengetuk dinding jiwa dalam rangka mempertajam dan pengendalian.

Keseimbangan hidup menuntun pola pikir dimana disatu sisi menekankan pada pola hidup dan disisi lain yang terkait dengan pola makan. Jadi dengan kekuatan pikiran menjelajah suara atr diharapkan mendapat seperangkat pengetahuan keterampilan yang dibutuhkan untuk memanfaatkan otak dan hati dalam proses berpikir.

 

 

Read Full Post »