Feeds:
Posts
Comments

Archive for the ‘SDM MUSLIMIN’ Category

56. MUSIBAH

Musibah berarti malapetaka atau bencana. Jadi suatu peristiwa dari setiap peristiwa kehidupan manusia dimana kedatangannya tak diinginkan dan tak dinanti-nanti, oleh karena itu tidak ada orang yang dapat menghalangi kedatangannya karena setiap musibah yang menimpa manusia sudah ditetapkan kedatanggannya di Lauh Mahfuzh, jauh sebelum Allah menciptakan manusia dan alam semesta ini. Hanya atas izin dan kehendak-Nyalah semua itu dapat terjadi.

Di dalam Al-Quran dalam beberapa istilah dan penamaan yang berbeda seperti yang kita ungkapkan pada surat2 dan ayat dibawah ini :

Kata Musibah :

QS. 2 : 156“ (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun”

QS. 3 : 165“ Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar) kamu berkata: “Dari mana datangnya (kekalahan) ini?” Katakanlah: “Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri”. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

QS. 4 : 62“ Maka bagaimanakah halnya apabila mereka (orang-orang munafik) ditimpa sesuatu mushibah disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, kemudian mereka datang kepadamu sambil bersumpah: “Demi Allah, kami sekali-kali tidak menghendaki selain penyelesaian yang baik dan perdamaian yang sempurna”.

QS.  5 : 49“ dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.

QS. 30 : 36“ Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu. Dan apabila mereka ditimpa sesuatu musibah (bahaya) disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa.

QS. 41 : 49“ Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan. , 51“ Dan apabila Kami memberikan ni`mat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri; tetapi apabila ia ditimpa malapetaka maka ia banyak berdo`a.

QS. 42 ; 30“ Dan apa musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).

QS. 49 : 6” Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.

QS. 64 : 11“ Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Kata Adzab :

QS. 65 : 8” Dan berapalah banyaknya (penduduk) negeri yang mendurhakai perintah Tuhan mereka dan rasul-rasul-Nya, maka Kami hisab penduduk negeri itu dengan hisab yang keras, dan Kami azab mereka dengan azab yang mengerikan.

Kata Fitnah :

QS. 24 : 63” Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul di antara kamu seperti panggilan sebahagian kamu kepada sebahagian (yang lain). Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang berangsur-angsur pergi di antara kamu dengan berlindung (kepada kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.

Kata Sayyi’ah :

QS. 30 : 36” Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu. Dan apabila mereka ditimpa sesuatu musibah (bahaya) disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa.

Kata Ba’saa wa dharra’ :

QS. 6 : 42” Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka bermohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri.

Kata Syarr :

QS. 41 : 49” Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan.

Kata Bala’ :

QS. 2 : 49” Dan (ingatlah) ketika Kami selamatkan kamu dari (Fir`aun) dan pengikut-pengikutnya; mereka menimpakan kepadamu siksaan yang seberat-beratnya, mereka menyembelih anak-anakmu yang laki-laki dan membiarkan hidup anak-anakmu yang perempuan. Dan pada yang demikian itu terdapat cobaan-cobaan yang besar dari Tuhanmu.

Belajar dari ungkapan yang termuat dalam surat dan ayat diatas, lebih memberikan satu kekuatan dalam pikiran kita untuk menerima setiap peristiwa yang dialami atas kehendaknya, dan sejalan dengan renungkan ungkapan berikut dibawah ini :

Musibah sudah ditetapkan Allah :

QS. 9 : 51” Katakanlah: “Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakkal.”

Musibah, akibat dosa / kesalahan :

QS.4 : 79” Apa saja ni`mat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi.

QS. 5 : 49” dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.

QS. 30 : 36” Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu. Dan apabila mereka ditimpa sesuatu musibah (bahaya) disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa.

QS. 42 : 30” Dan apa musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).

Musibah sudah ditetapkan Allah

QS. 9 : 51” Katakanlah: “Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakkal.”

Musibah tidak dapat dihindari

QS. 42 : 31” Dan kamu tidak dapat melepaskan diri (dari azab Allah) di muka bumi, dan kamu tidak memperoleh seorang pelindungpun dan tidak pula seorang penolong selain Allah.

Tiap musibah dengan izin Allah

QS. 64 : 11” Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Tiap musibah sudah termaktub di Lauh Mahfudz

QS. 57 : 22” Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.

Sabar menghadapi musibah

QS. 31 : 17” Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).

Tatkala ditmpa musibah, ingkar

QS. 42 : 48” Jika mereka berpaling maka Kami tidak mengutus kamu sebagai pengawas bagi mereka. Kewajibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan (risalah). Sesungguhnya apabila Kami merasakan kepada manusia sesuatu rahmat dari Kami dia bergembira ria karena rahmat itu. Dan jika mereka ditimpa kesusahan disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri (niscaya mereka ingkar) karena sesungguhnya manusia itu amat ingkar (kepada ni`mat).

Dalam perjalanan hidup kita akan selalu kita menghadapi Bentuk-bentuk Musibah, apa yang disebut dengan uraian dibawah ini :

1.     Bencana Alam, merupakanmusibah yang kerap menerpa manusia, baik bencana alam murni dan atau ulah perbuatan manusia. Bentuk dan tempat terjadi berbeda-beda serta waktunya tidak ada oran yang dapat mengetahuinya.

2.      Kematian, adalah suatu hal yang pasti akan dirasakan dan akan menimpa siapa saja yang ada di dunia.

3.     Kecelakaan, faktor utama terjadinya kecelakaan bisa bermacam-macam pula spt kelallaian manusia, cuaca buruk dsb.

4.     Penyakit, selama kita masih diberikan kehidupan di dunia ini, kita akan selalu menyaksikan dan mengalami berbagai kondisi yang silih berganti.

5.     Kehilangan harta benda, jika kita menyadari bahwa sesuatu yang ada di tangan kita sebenarnya bukan milik kita tentu kita lebih siap jika sesuatu itu diambil kembali leh pemiliknya.

6.     Penindasan, hidup dalam penindasan tidak akan pernah melahirkan rasa aman dan tenteram, apalagi bahagia.

7.     Paceklik, disebabkan oleh beberapa hal, seperti kemarau panjang  dsb.

KESIMPULAN

Dengan mendalami makna yang terungkap dalam kata musibah seperti yang termuat dalam Al – Qur’an, diharapkan menjadi kekuatan penggerak jiwa agar setiap manusia menerima peristiwa dengan landasan berpikir positif.

Dengan pikiran diatas diharapkan jadi penyejuk jiwa dalam proses berpikir untuk menerima keadaan apa yang terjadi dengan ikhlas adanya.

57. MARAH

Sikap marah memperlihatkan sangat tidak senang karena dihina, diperlaukakn tidak spantasnya dsb. Ungkapan kata marah dapat kita temukan dalam surat dan ayat dalam QS. 3 : 119, 134 ; & ; 71, 150, 154 ; 9 : 58, 120 ; 12 : 84 ; 16 : 58 ; 20 : 86 ; 21 : 87 ; 26 : 55 ; 42 : 37 ; 64 : 14 ; 57 : 8 ; 68 : 48. Sebagai contoh dibawah diungkapkan sbb. :

QS. 3 : 133” Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, – 134” (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema`afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.

QS. 42 : 36 “Maka sesuatu apapun yang diberikan kepadamu, itu adalah keni`matan hidup di dunia; dan yang ada pada sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya kepada Tuhan mereka, mereka bertawakkal.- 37” dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi ma`af.

QS. 111 : 1” Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. 2“ Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. 3” Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. 4” Dan (begitu pula) isterinya, pembawa kayu bakar.  5” Yang di lehernya ada tali dari sabut.

KESIMPULAN

Mendalami apa-apa yang terungkap dalam surat2 dan ayat2 yang kita seutkan diatas, diharapkan kita bisa menemukan jati diri dalam usaha-usaha kita agar kita tidak terjebak kedalam sikap marah dengan mengingat dari ajaran yang kita yang kita yakini seperti ungkapan dibawah ini :

  • Perintah ta’at kepada Allah dan Rasul serta sifat-sifat orang-orang yang bertaqwa.
  • Allah memaafkan sebahagian besar dosa-dosa hamba-hambanya
  • Tukang fitnah pasti akan celaka

58. MENCELA / MEMAKI

Ucapan memaki adalah mengucapkan kata-kata keji, tidak pantas, kurang adat untuk menyatakan kemarahan atau kejengkelan.

Sejalan dengan pemahaman diat renungkan ajaran yang diungkapkan dalam surat dan ayat dibawah ini :

QS. 4 : 148” Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

QS. 49 : 11” Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

QS. 104 : 1” Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, – 2” yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya,

KESIMPULAN

Sikap mencela / memaki merupakan hasil pikiran yang didorong oleh kekuatan berbikir negatif, sehingga manusia lupa arti keberadaan hidup di dunia tanpa memikirkan di akhirat.

Dengan belajar dan mendalai ungkapan makna tersebut dalam surat dan ayat yang telah kita ngkapkan diatas, diharapkan menjadi penuntun manusia berpikir ke jalan yang benar.

Read Full Post »

MENUAI PERJALANAN HIDUP ABADI MELALUI KEMAMPUAN MNEMUKAN JATI DIRI

DALAM MELIBATKAN KEAGUNGAN ALLAH

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

1. PENDAHULUAN

2. ISLAM, IMAN, AMAL

3. PEMAHAMAN ISLAM DALAM PERJALANAN HIDUPKU

PENDAHULUAN

ILMU Dalam Unsur Kata (I)SLAM

SUNNATULLAH Dalam Unsur Kata I(S)LAM

LIHAT Dalam Unsur Kata IS(L)AM

AGAMA Dalam Unsur Kata ISL(A)M

MUSLIMIN Dalam Unsur Kata ISLA(M)

KESIMPULAN

4. PEMAHAMAN IMAN DALAM PERJALANAN HIDUPKU

PENDAHULUAN

IKRAR Dalam Unsur Kata (I)MAN

MANUSIA Dalam Unsur Kata I(M)AN

ALLAH Dalam Unsur Kata IM(A)N

NABI Dalam Unsur Kata IMA(N)

KESIMPULAN

5. MAKNA AMAL DALAM HIDUPKU

PENDAHULUAN

AKHLAK Dalam Unsur Kata (A)MAL

MARTABAT Dalam Unsur Kata A(M)AL

AJARAN Dalam Unsur Kata AM(A)L

LANGKAH Dalam Unsur Kata AMA(L)

KESIMPULAN

6. MENGETUK DINDING JIWA DENGAN KEKUATAN

RUH DAN JIWA

PENDAHULUAN

RUH (ROH)

HATI

JIWA

KESIMPULAN

7. RAMBU-RAMBU MENUJU PERJALANAN HIDUP ABADI

PENDAHULUAN

MELANGKAH MENJALANI RAMBU-RAMBU

KEHIDUPAN

KESIMPULAN

8. PENUTUP

KATA PENGANTAR

Sejenak bila kita merenung dari hasil (M)embaca, timbul satu kekuatan pikiran untuk (M)enterjemahkan, (M)eneliti, (M)engkaji, (M)enghayati, (M)emahami tetapi mengapa dalam menempuh perjalanan hidup abadi sulit kita (M)engamalkan dari hasil renungan tersebut karena kita masih saja tidak mampu menemukan jati diri setelah kita mengakui memeluk agama ISLAM.

Mengapa kita tidak mampu menemukan jati diri, sedangkan hal itu merupakan keberhasilan sebagai inspirasi agar kita selalu dekat dengan ALLAH SWT, sebaliknya kita menyadari ungkapan seperti “Segala tempat dapat dipenuhi oleh isinya selain dari tempat ilmu. Tempat ilmu makin diisi makin bertambah besarnya. Tempat ilmu ialah hati dan jiwa. Semakin bertambah ilmu semakin terasa kebodohan kita. Orang yang merasa diri pandai ialah orang yang tidak menambah pengetahuan”, maka dalam hidup ini janganlah kamu hidup dengan topeng kepalsuan.

Oleh karena itu, merenung tentang, tak lain untuk mengingatkan kita dalam menempuh perjalanan hidup di dunia ini, bahwa kita harus ingat penjemput maut pasti datang. Apa artinya itu bagi kita, tak lain adalah sejalan dengan pesan Rasulullah SAW, bahwa “Rebutlah lima peluang sebelum terjadi lima perkara : Masa mudamu sebelum tiba masa tua ; Masa sehatmu sebelum tiba masa sakit ; Masa lapangmu sebelum tiba masa sibuk ; Masa kayamu sebelum tiba masa papa ; dan Masa hidupmu sebelum tiba ajalmu”.

Jadi galilah kebiasaan berpikir produktif, disitu terletak kekuatan pikiran untuk memperkuat daya kemauan dengan kebiasaan yang ditopang oleh kekuatan niat dalam kesiapan “menuai perjalanan hidup abadi melalui kemampuan menemukan jati diri dalam melibatkan keagungan allah”

Untuk mengungkit ingatan dalam kekuatan berpikir, maka renungkan „Takkan bergeser kedua kaki manusia pada hari kiamat sampai selesai ditanya tentang empat perkara : 1) Tentang umurnya untuk apa dihabiskan ; 2) Tentang masa mudanya untuk apa dipergunakan ; 3) Tentang hartanya, dari mana diperoleh dan untuk apa dibelanjakannya ; 4) Tentang ilmunya, apa yang sudah diperbuat dengannya.

Jadi dengan menggerakkan kekuatan kebiasaan pikiran yang produktif yang dilandasi oleh penguasaan ilmu sebagai informasi, pengetahuan sebagai keterampilan, keinginan sebagai kemauan dimana ditopang oleh kekuatan niat yang ikhlas, mampu membangkitkan cahaya hati dalam menempuh perjalanan hidup abadi untuk kebahagian di dunia dan akherat melalui tahapan kedewasaan kecintaan kita kepada Allah SWT, hanya dengan itulah kita akan selalu akan ingat tentang mati pasti datang dan oleh karena itu manfaatkan kebiasaan pikiran kita dalam mempersiapkan diri kita dengan melihat RUH (rahasia, umur, hidup) sebagai kekuatan dari monopoli Allah SWT dengan berpikir, belajar dan bekerja dengan memanfaatkan alat pikir dari unsur jiwa yang disebut kesadaran, kecerdasan dan akal.

Untuk mengingatkan kita, periksalah usaha-usaha kita dari waktu ke waktu terhadap sikap dan perilaku dalam usaha kita untuk meningkatkan kecintaan kita kepada Allah SWT, dengan mengungkit kekuatan ingatan kita seperti :

1) Menyadari sepenuhnya tentang maut ; 2) Sadar akan kehendak Allah dari khendak sendiri ; 3) Melaksanakan dzikrullah secara otomatis ; 4) Mengagungkan firman Allah dalam Al Qur’an ; 5) Meningkatkan keyakinan dan menyerah diri untuk tujuan ibadah ; 6) Menjalankan ibadah menjadi kebutuhan.

Akhirnya memperkuat daya kemauan ditopang oleh kebiasaan dari kekuatan pikiran akan mengungkit kedalam ingatan yang mengungkapkan bahwa sesungguhnya hati orang yang bodoh itu dimulutnya dan lidah orang berakal itu hatinya. Berbicara janganlah mulut tetapi hati, mendengar janganlah telinga tetapi pikiran. Dengan begitu setiap langkah dalam sikap dan perilaku dituntun oleh kebiasaan meningkatkan kedewasaan berpikir rohaniah, sosial, emosional dan intelektual.

(more…)

Read Full Post »